PRABUMULIH. LEMBAYUNGNEWS.. Simpang-siur kabar pedagang pasar subuh di lapangan eks Polsek Timur, dari keluhan iuran yang dianggap tak jelas sampai adanya ulah preman yang mengatur pasar subuh. Sabtu 31/5/2025.
Uniknya lagi informasi yang kami dapat berbeda-beda, ada yang menyampaikan kepada media ini mereka diwajibkan membayar iuran sebesar 10.000 rupiah perhari. Ada juga yang mengatakan 5.000 ditambah uang keamanan 2.000 rupiah perharinya.
Bukan cuma itu data pedagang yang ada di pasar subuh pun tidak akurat, dalam sebuah investigasi rekan media, jumlah pedagang yang saat ini menempati pasar subuh eks Polsek Timur diperkirakan berjumlah ribuan pedagang.
Sedangkan saat kami meminta penjelasan dari kepala UPTD Pasar Prabumulih Yuniarti Wulandari SH MSi menjelaskan kalau jumlah yang terdata cuma 400 pedagang. “Cuma 400 tak sampai 800 atau seribu orang pedagang yang terdata,” ungkapnya.
Menurutnya lagi banyak yang bukan pedagang ikutan mengambil nomor lapak. “Mereka itu hanya euforia untuk mendapatkan lapak padahal bukan pedagang, bisa jadi mereka mengambil nomor banyak agar dapat lapak buat disewakan,” ungkap Wulan.
Soal besaran iuran yang dipungut oleh UPTD Pasar, menurut Wulan hanya sebesar 5000 rupiah. “Iuran pengelolaan pasar sebesar 5000 perhari, itu pun sudah disepakati bersama saat rapat. Tidak lebih dari lima ribu,” tegasnya.
Wulan juga menambahkan tidak ada iuran atau uang lampu, karena sudah disediakan lampu penerangan di pasar tersebut, kalau untuk lampu lapak pedagang silahkan usaha sendiri.
“Seperti di pasar Jenderal Sudirman sebelunnya, mereka nyari sendiri buat penerangan lapak jualan mereka,” pungkas kepala pasar lewat hubungan telepon.
Sementara itu salah seorang pedagang pasar subuh, Iwan, menjelaskan pada media ini bahwa ada juga tambahan iuran 2000 untuk jaga keamanan.
“Ada juga tagihan buat jaga malam dua ribu rupiah per lapak. Yang kami tanyakan buat jaga apa dan keamanan apa, karena kami tidak meninggalkan barang di lapak,” ungkap Iwan.
Dia juga mengatakan iuran itu tidak tau atas perintah siapa, “yang kami takutkan pak Wali Kota tidak tahu perihal ini. Bisa jadi ini pungli kalau tidak tahu pemerintah,” jelas Iwan salah satu pedagang Bawang di pasar subuh.
Masih kata Iwan membludaknya pedagang baru yang membuat pasar subuh eks lapangan Polsek Timur itu penuh karena ada yang mengakomodir sehingga mereka dapat berjualan di sana.
“Sebenarnya berat membayar 5000 karena saat ini berdagang sepi, tapi karena sudah aturan dari pemkot kami turuti, tapi jangan ditambah lagi iuran yang tak jelas,” beber Iwan.
Salah seorang Koordinator keamanan pasar Rizal, saat dikonfirmasi membenarkan adanya iuran 2000 rupiah itu. “Benar ada uang jaga malam dan siang sebesar 2000 per lapak, kita juga melibatkan Linmas juga Babinkamtibmas setempat,” kata Rizal via telepon.
Rizal juga menambahkan jumlah pedagang yang terdata ada 425 pedagang. “Jadi kita fokus jaga siang harinya karena pasar sudah sepi. Malam tetap kita awasi. Namun, lebih dikuatkan di siang harinya,” tandas Rizal.
Atas kondisi ini banyak para pedagang meminta agar Wali Kota menegaskan tentang iuran dan jumlah pedagang di pasar subuh ini agar tidak simpang-siur informasi yang diterima oleh mereka. (Raif)
Editor: Rasman Ifhandi



