Menelusuri Jejak Jamaah Tabligh: Dakwah Sunyi dari Masjid ke Masjid

  • Bagikan

PRABUMULIH, LEMBAYUNGNEWS — Menjelang waktu Magrib di Masjid Al-Falah, Kelurahan Gunung Ibul Barat, terdengar lantunan dzikir yang lembut. Beberapa pria berbusana sederhana duduk melingkar, wajah mereka tenang dan bersahaja. Tak ada pengeras suara, tak ada baliho besar. Hanya percakapan lirih tentang keagungan Allah dan ajakan untuk memperbaiki diri.

Mereka adalah jamaah tabligh, kelompok dakwah yang telah mengakar kuat di berbagai penjuru dunia, termasuk di Kota Prabumulih. Gerakan ini berawal hampir seabad lalu, tepatnya pada tahun 1926, di daerah Mewat, India, didirikan oleh Maulana Muhammad Ilyas al-Kandahlawi.

Saat itu, Maulana Ilyas merasa sedih melihat umat Islam di sekitarnya jauh dari ajaran agama. Banyak yang tak lagi menegakkan shalat dan terpengaruh budaya non-Islam. Dari keprihatinan itu, lahirlah sebuah gerakan dakwah yang sederhana namun mendalam: mengajak umat Islam kembali kepada Allah melalui dakwah dari hati ke hati.

Dakwah Tanpa Sorotan

Di Prabumulih, gerakan ini telah lama hadir. Para jamaah sering terlihat keluar berdakwah ke desa-desa, dari satu masjid ke masjid lainnya. Mereka menyebutnya khuruj fi sabilillah — keluar di jalan Allah.

Salah seorang jamaah, warga Kecamatan Cambai, menceritakan pengalamannya ketika ikut keluar selama empat puluh hari.

“Awalnya saya hanya diajak ikut tiga hari, tapi justru di sanalah saya menemukan ketenangan. Kami tidak bicara politik atau dunia, hanya memperbaiki diri, belajar kembali tentang shalat, dan bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih,” tuturnya kepada Lembayungnews.

Menurutnya dakwah Jamaah Tabligh bukanlah tentang mencari pengikut, tapi menyentuh hati. “Kami tidak mengubah orang lain, kami ingin Allah yang mengubah hati kami,” tambahnya dengan senyum tenang.

Bersandar pada Dalil dan Keteladanan

Gerakan Jamaah Tabligh tidak berdiri atas pendapat pribadi, melainkan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Mereka selalu mengingatkan satu sama lain tentang firman Allah:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
— (QS. Ali Imran: 104)

Serta sabda Rasulullah yang menjadi semangat utama mereka:

“Sampaikanlah dariku walau satu ayat.”
— (HR. Bukhari)

Dalil inilah yang menjadi landasan bahwa setiap Muslim, tanpa harus menjadi ustaz, memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebaikan dengan cara yang santun dan penuh kasih.

Enam Sifat Dasar dalam Dakwah

Dalam setiap kegiatan ta’lim di masjid-masjid Prabumulih, para jamaah selalu menanamkan enam sifat dasar yang diwariskan Maulana Ilyas:

Yakin kepada kalimat tauhid (Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah)

Shalat dengan khusyu’ dan sesuai tuntunan

Menuntut ilmu dan memperbanyak dzikir

Memuliakan sesama Muslim (ikramul Muslimin)

Memperbaiki niat dalam setiap amal

Berdakwah dan mengajak kepada kebaikan

Sifat-sifat inilah yang menjadi ruh perjalanan dakwah Jamaah Tabligh di seluruh dunia, termasuk di Prabumulih.

Gerakan Sunyi yang Mendunia

Kini, Jamaah Tabligh telah tersebar ke lebih dari 200 negara, menjadikan gerakan ini salah satu jaringan dakwah terbesar di dunia.

Pusat kegiatan internasionalnya berada di Nizamuddin, India, dan Raiwind, Pakistan.
Di Indonesia, gerakan ini tumbuh sejak tahun 1950-an dan terus berkembang pesat, termasuk di Sumatera Selatan.

Meski tidak pernah tampil di panggung besar atau berafiliasi dengan politik, dakwah Jamaah Tabligh justru bertahan karena kesederhanaan dan keikhlasan para anggotanya.

Ketenangan dari Jalan yang Sederhana

Dalam pandangan jamaah, keberhasilan dakwah tidak diukur dari banyaknya massa, tapi dari perubahan hati.
Seperti disampaikan oleh Ustaz Sulaiman (55), salah satu tokoh Jamaah Tabligh di Prabumulih.

“Kami tidak punya kantor atau organisasi resmi. Masjid adalah rumah kami, dan umat Islam adalah keluarga kami. Yang kami bawa hanyalah pesan sederhana: mari kembali kepada Allah,” ujarnya.

Jejak Ketenangan

Bulan November yang akan datang. akan diadakan Tabligh Akbar Indonesia Berdoa 2025 (atau disebut juga Istima’ Nasional Jamaah Tabligh 2025) yang akan digelar pada tanggal 28-30 November 2025 di Kota Baru, Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Salah seorang jamaah asal Prabumulih Inhar Kamaluddin mengatakan bahwa pemerintah kota melalui Wali Kota H Arlan memberikan bantuan transportasi untuk para jamaah untuk mengikuti acara doa bersama tersebut, “Ya Wali Kota memberikan support kepada kami, sekaligus memberikan bantuan berupa 3 unit bus untuk para jamaah berangkat bulan depan,” ungkap Kamal.

Menjelang malam, jamaah di Masjid Al-Furqon Gunung Ibul Prabumulih, kembali merapikan sajadah mereka. Tak ada tepuk tangan, tak ada dokumentasi. Hanya wajah-wajah tenang yang bersiap menuju masjid lain, meneruskan perjalanan sunyi mereka.

Dalam langkah yang sederhana itu, tersimpan semangat besar: menghidupkan kembali Islam dari dalam hati, sebagaimana dicontohkan Rasulullah Shalallaahu Aliahi wa Salam hampir lima belas abad silam.

Rasman Ifhandi

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *