PRABUMULIH. Lembayungnews|. Pekerjaan pendataan jalur minyak dan gas baru dengan sistem survey 3d Chrysant yang dilakukan oleh perusahaan terkait yakni PT Beureu Geophysical Prospecting (BGP) yang sudah hampir mencapai titik akhir pekerjaan untuk wilayah kota prabumulih, akhir-akhir ini banyak menuai protes dari warga masyarakat.
Menurut yang kami dengar dari keluhan masyarakat, ada beberapa sistem pekerjaan survey Seismik ini yang menimbulkan polemik. Seperti kurangnya komunikasi terhadap warga pemilik lahan yang tiba-tiba di lahannya dilakukan pengeboman dengan dinamit sebelum ada kesepakatan dengan pemilik lahan. Seperti yang terjadi di beberapa kelurahan dan desa di kota prabumulih ini.
Kali ini imbas dari pekerjaan pengeboman oleh pihak perusahaan PT. Teguh Usaha Bersama (TUB) yang membidangi pekerjaan Recording (perekaman data) kembali menuai keluhan bagi warga masyarakat.
Pekerjaan recording yang baru lalu dilaksnakan di kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Barat, menimbulkan efek yang meluas ke kelurahan terdekat yakni Kelurahan Karang Raja. Banyak rumah warga yang mengalami retak-retak akibat kerasnya ledakan dinamit.
Beberapa warga yang sempat kami bincangi, salah satunya saudara Julian, yang tinggal di perumahan Arda mengatakan, mereka sangat terkejut mendengar ledakan beruntun setiap harinya dalam beberapa hari terakhir ini.
“Kami sangat terkejut mendengar dentuman keras seperti ada ledakan dan juga getaran seperti gempa bumi, setelah kami mencari informasi, ternyata ledakan tersebut berasal dari ledakan dinamit yang diledakkan di kelurahan Majasari, namun dampaknya sampai ke kelurahan Karang Raja,” ungkap julian sembari mengajak kami melihat ke rumahnya yang mengalami retak akibat imbas dari ledakan dinamit perusahaan.
“Ini pak akibat ledakan tersebut, rumah kami mengalami banyak retakan meski kecil-kecil namun ini sudah merugikan kami, jika terus diguncang oleh ledakan itu bisa roboh rumah kami pak. Sedangkan kelurahan Karang Raja ini tidak termasuk wilayah operasional mereka jadi tidak ada sosialisasi dari pihak perusahaan,” tutur Julian mengeluhkan keadaan rumahnya yang terdapat retakan di beberapa tempat.
“Kami berharap agar pihak perusahaan bertangung jawab atas kejadian ini,” pungkasnya.
Seperti diketahui kelurahan karang Raja tidak termasuk titik koordinat survey Seismik, namun kelurahan yang berdampingan dengan kelurahan karang Raja seperti kelurahan Muara Dua dan Kelurahan Majasari adalah termasuk target survey, jadi dampak yang dirasakan masyarakat karang raja berasal dari kelurahan tersebut.
Karena kelurahan karang Raja berada di dekat kelurahan Majasari, yang dilakukan pekerjaan recording oleh PT TUB sebagai sub Kontraktor PT. BGP.
Selain dari warga Perumahan Arda, warga Perumahan Palem Mutiara juga terkena dampak dari pekerjaan Seismik ini.
Warga perum Ardha mengeluhkan karena belum adanya tanggapan dari pihak perusahan yang beralasan sedang lockdown. Mereka meminta waktu sampai tanggal 18 Agustus 2021. Namun setelah tanggal 18 Agustus, saat dihubungi lagi salah satu karyawan PT. BGP, Cahyo, yang diketahui membidangi permasalahan Rumah Retak, dia menjawab via pesan singkat kalau dia sedang di rumahkan oleh pihak management.
Lain hal-nya dengan Jumadi sebagai pimpinan perusahaan saat kami hubungi via pesan singkat, sampai berita ini diturunkan pesan kami cuma dibaca dan tidak ada respons meskipun pesan tersebut dari kemarin kami kirimkan.(Raif)
Editor: Rasman Ifhandi