Beberapa Peristiwa Besar yang Terjadi di Bulan Ramadhan

  • Bagikan

HIKMAH RAMADHAN. Lembayungnews| Bulan ramadhan selain kita ketahui sebagai bulan yang suci dan penuh ampunan, bulan penuh berkah dan rahmat, bulan pembersihan diri dan penempaan sikap. Dimana pada bulan ini kita sebagai ummat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam, ditempa agar juga turut merasakan haus dahaga serta rasa lapar yang biasa dirasakan oleh saudara-saudara kita yang kekurangan.

Namun selain dari itu ada banyak kisah besar yang terjadi pada bulan ramadhan. Kami kutip dari berbagai sumber, Diantaranya adalah, turunnya Al Quran, wafatnya Ummul Mukmin Khadijah, perang Badar, wafatnya Fatimah Az-Zahrah dan lain-lain.

Berikut kami sampaikan dalam kesempatan ini beberapa kisah besar tersebut, semoga dapat bermanfaat.

1. Nuzulul Qur’an

Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulannya Qur’an atau Syahrul Qur’an. Menurut mazhab Imam Syafi’i kitab suci umat Islam ini diturunkan pada 17 Ramadhan pada 610 Masehi.

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Surah yang pertama kali turun yaitu Al-Alaq ayat 1-5.

 

Berikut ayat 1-5 Surah Al-alaq beserta artinya.

1. Iqra` bismi rabbikallażī khalaq
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan

2. Khalaqal-insāna min ‘alaq

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Iqra` wa rabbukal-akram

Bacalah, dan Tuhan mulah Yang Maha mulia

4. Allażī ‘allama bil-qalam

Yang mengajar (manusia) dengan pena

5. ‘Allamal-insāna mā lam ya’lam

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

2. Wafatnya Khadijah

Istri Nabi Muhammad Khadijah wafat pada 10 Ramadhan. Wafatnya istri kecintaan Nabi ini sangat membuat Rasulullah SAW terpukul.

Pasalnya, kematian khadujah tidak jauh dari kematian pamannya, Abu Thalib. Sehingga, masa ini disebut tahun berkabung bagi Nabi Muhammad SAW.

Bagi Nabi Muhammad SAW, Khadijah sangatlah istimewa karena telah mendukung Rasul dalam berdakwah. Perlu diketahui, untuk mendukung dakwah islam, Khadijah telah mengorbankan segalanya termasuk kekayaannya, kebangsawanannya, dan kemuliaannya.

Khadijah juga adalah orang yang mula-mula masuk Islam dan orang yang pertama kali diajarkan wudhu oleh Nabi Muhammad shalallaahu alaihi wa salam.

3. Perang Badar

Perang Badar merupakan perang pertama yang dilakukan kaum Muslim untuk melawan kaum Quraisy di daerah bernama Badar. Perang ini terjadi saat hari Jumat, 17 Ramadhan tahun 2   Hijriyah dan dimenangkan oleh kaum muslim.

Perang Badar disebut juga Ghazwah Badr Al Kubra atau perang yang menjadi pembeda dan menandai awal kejayaan kaum Muslimin.

Dalam perang ini Rasulullah memimpin langsung aksi penyerangan yang hanya melibatkan sekitar 313 orang muslim, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, dan 2 ekor kuda. Sedangkan kaum Quraisy memiliki 1.000 orang, 600 persenjataan lengkap, 700 unta, dan 300 kuda.

Namun, semangat jihad yang membara di bulan Ramadan membuat pasukan Islam berhasil menewaskan tiga pimpinan perang dari kaum Quraisy, yakni Utbah, Syaibah, dan Walid bin Utbah.

Bagi umat Muslim, perang Badar merupakan peristiwa besar. Sebab, peristiwa ini merupakan pertempuran besar pertama umat Islam melawan musuh. Dengan pertolongan Allah, kaum Muslim menang, meski kalah jumlah.

Saking hebatnya, Allah SWT sampai menamainya sebagai Yaum Al Furqan (Hari Pembeda) karena pada hari itu dibedakanlah mana yang haq dan batil. Saat itu pula Allah menurunkan pertolongan besar untuk kaum Muslimin dan memenangkan mereka atas musuh-musuhnya.

4. Penaklukan Kota Mekkah

Rasullullah SAW beserta sahabat dan 10.000 kaum muslim menaklukkan kota Mekkah pada 10 ramadhan tahun 8 Hijriyah dan menjadi waktu yang bersejarah dalam Islam.

Peristiwa ini diawali dengan perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari perjanjian Hudaibiyyah. Yaitu Orang Quraisy melakukan kerja sama dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul.

Pada tahun 628, Quraisy dan Muslim dari Madinah menandatangani Perjanjian Hudaybiyah. Meskipun hubungan yang lebih baik terjadi antara Mekkah dan Madinah setelah penandatanganan Perjanjian Hudaybiyah, 10 tahun gencatan senjata dirusak oleh Quraisy, dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani Khuza’ah yang merupakan sekutu Muslim. Pada saat itu musyrikin Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal berdasarkan kesepakatan damai dalam perjanjian tersebut dimana Bani Khuza’ah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad dan sejumlah dari mereka telah memeluk islam, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy.

5. Wafatnya Sayyidah Ruqayyah

Saat Perang Badar pada tahun 2 hijriyah (624 Masehi), putri Rasulullah SAW yang juga istri dari Utsman bin Affan, Ruqayyah meninggal dunia pada usia 22 tahun.

Dilansir dari buku 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam (2015) karya Bassam Muhammad Hamami, Ruqayyah binti Muhammad merupakan putri Nabi Muhammad SAW dan Khadijah binti Khuwailid.

Ruqayyah lahir di Mekah pada tahun 20 sebelum Hijriah atau tahun 603. Ruqayyah menikah dengan sepupunya Utbah bin Abu Lahab. Namun tidak lama kemudian mereka bercerai, dan Sayyi’ah Ruqayyah menikah dengan Usman bin Affan.

Ruqayyah jatuh sakit dan menderita demam yang cukup tinggi setelah meninggalnya putra kesayangannya Abdullah.

Pada saat yang sama, Rasulullah SAW memberi perintah untuk melakukan perang Badar. Orang pertama yang memenuhi seruan itu adalah Usman bin Affan.

Namun, Rasulullah SAW menunjuknya untuk menggantikan beliau di Madinah dan mendampingi sang istri Ruqayyah, agar bisa merawatnya selama sakit.

Usman dengan setia berada di samping sang istri. Di mana semakin hari semakin parah dan mulai dibayang-bayangi oleh kematian.

Tepat ketika Perang Badar dimenangkan oleh umat muslim, seketika itu juga nyawa Ruqayyah telah sampai waktunya untuk mengucapkan salam perpisahan pada dunia.

6. Hancurnya Berhala

Allah SWT mengharamkan siapa pun yang menyembah selain Allah. Amr bin Ash dan Sa’ad bin Zaid menghacurkan berhala yang berada di sekitar Ka’bah.

Dari tiga berhala yang paling terkenal, kuil berhala yang terdekat dengan Ka’bah adalah al-‘Uzza di Nakhlah. Nabi Muhammad mengutus Khalid bin Walid untuk menghancurkan pusat penyembahan berhala itu.

Sebelumnya, Nabi Muhammad mendatangi berhala-berhala yang mengelilingi Ka’bah, yang seluruhnya berjumlah sekitar 360 buah.

Lalu Rasulullah Muhammad Saw, bergerak di antara berhala berhala dan Ka’bah dengan mengucapkan dan mengulang-ulang ayat, “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah hancur. Sesungguhnya kebatilan akan musnah selamanya” (Q. 17: 81),

7. Meninggalnya Ali bin Abi Thalib

Tepat pada 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah (661 Masehi), Ali bin Abi Thalib yang juga menantu Rasulullah SAW meninggal dunia dalam usia 63 tahun.

Ali juga merupakan sepupu dari Nabi Muhammad SAW. Ali adalah khalifah pertama dari kalangan Bani Hasyim. Ayahnya adalah Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf, dan ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf.

Ali dilahirkan di dalam Ka’bah dan mempunyai nama kecil Haidarah. Untuk meringankan beban Abu Thalib yang mempunyai anak banyak, Rasulullah SAW merawat Ali. Sejak saat itu Ali tinggal bersama Rasulullah di rumahnya dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau. Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama.

Ali meninggal dalam sebuah peristiwa Pembunuhan keji oleh Abdurrahman bin Muljam, pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat Subuh 18 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Khalifah Ali wafat pada Sabtu, 19 Ramadhan 40 Hijriyah dalam usia 63 tahun. Syahidnya Ali bin Abi Thalib menandai berakhirnya era Khulafaur Rasyidin.

8. Wafatnya Fatimah Az-Zahra

Putri dari Khadijah RA dan Nabi Muhammad ini wafat dalam usia 28 tahun pada 3 Ramadhan 11 Hijriyah.

Fatimah adalah putri bungsu Rasulullah dari istri pertamanya, Khadijah. Fatimah dilahirkan di Mekah, Arab Saudi, lima tahun sebelum Muhammad menerima wahyu pertama sebagai penanda kerasulan.

Sebuah peristiwa terjadi saat Nabi Muhammad sedang menunaikan ibadah di depan Kakbah. Ketika beliau sedang bersujud, datang beberapa orang Quraisy dan menumpahkan kotoran unta di punggungnya sambil tertawa-tawa. Melihat hal tersebut, Fatimah yang saat itu masih seorang gadis kecil segera berlari menuju ke tempat ayahnya.

Tanpa gentar sedikit pun, Fatimah menghampiri orang-orang Quraisy tersebut dan menghardik mereka. Para lelaki itu pun bergegas pergi lantaran malu. Fatimah membersihkan punggung ayahnya dari kotoran unta sembari menangis.

Rasulullah pun berkata, “Jangan menangis, wahai anakku. Sesungguhnya Allah melindungi ayahmu.”

Setelah beranjak remaja, Fatimah menikah dengan sepupunya yang bernama Ali bin Abi Thalib.

Enam bulan setelah Rasulullah meninggal, Fatimah disebutkan jatuh sakit, boleh jadi karena kesedihan dan berbagai kejadian yang menimpanya sepeninggal sang ayah. Salah satu gambaran mengenai duka Fatimah ini diceritakan Muzaffer Ozak dalam buku Irshad: Wisdom of a Sufi Master (1988).

“Setelah Tuan kita [Rasulullah] menghormati dunia-akhirat,” tulis Ozak, “Fatimah tidak mau makan atau minum dan ia melupakan semua tawa dan kegembiraan. Ia memiliki rumah yang dibangun untuknya di mana ia tinggal siang dan malam, menangis untuk ayahnya yang tercinta.”

Dalam satu riwayat dikisahkan, pagi tanggal 3 Ramadan tahun 11 Hijriah, Fatimah mandi dan mengenakan pakaian baru, kemudian berbaring di tempat tidur. Kepada Ali, Fatimah berkata bahwa saat-saat kematiannya sudah dekat.

Ali pun menangis, namun Fatimah menghibur suaminya agar jangan bersedih dan supaya menjaga anak-anak mereka. Fatimah juga berpesan, setelah meninggal nanti, ia tidak ingin dikuburkan dengan upacara pemakaman.

Lantaran waktu salat tiba, Ali berangkat ke masjid. Saat Ali tidak ada itulah Fatimah mengembuskan nafas terakhir. Kedua putra mereka, Hassan dan Husein, bergegas menyusul Ali ke masjid untuk mengabarkan berita duka itu. Mendengar istrinya tiada, Ali tak sadarkan diri.

Setelah siuman, Ali menuruti pesan terakhir istrinya. Fatimah dikuburkan secara diam-diam tanpa upacara. Tidak ada warga Madinah yang tahu selain Ali dan keluarga terdekat. Ali juga membuat tiga kuburan palsu supaya makam istrinya tidak dapat diidentifikasi. Demikian papar Hassan Amin dalam Islamic Shi’ite Encyclopedia (1968-1973).

Editor : Rasman Ifhandi

Kami siap membantu saudara-saudara yang pada bulan ramadhan ini berjualan takjil yang ingin di promosikan lewat website kami tanpa dipungut biaya.
Atau yang ingin menyumbangkan artikel seputar kisah atau hikayah atau pengalaman pribadi di bulan suci Ramadhan yang pernah dialami, silahkan hubungi kami lewat pesan singkat Whatsapp yang ada di pojok kiri tampilan website Lembayungnews.

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *