Dampak Pekerjaan Pemindahan Line Flare Milik Pertamina di SP Karangan, Belasan Warga Dusun III Mengeluhkan Sungai Mereka Tercemar

  • Bagikan

PRABUMULIH. LEMBAYUNGNEWS. Merasa tak ada perhatian dari pelaksana pekerjaan pemindahan Line Flare pembuangan gas sisa di Stasiun Pengumpul (SP) Karangan menuai keresahan warga.

Bagaimana tidak akibat pekerjaan yang dilakukan PT Selaras Simpati Nusantata (SSN) sebagai pihak ke tiga pekerjaan dari PT Pertamina PHRZ 4 Limau Field diduga menyebabkan belasan warga terdampak mengalami gatal-gatal oleh anak sungai tempat mandi mereka tercemar limbah.

Beberapa warga yang sempat media ini temui mengatakan dampak yang dirasakan mereka yakni badan tetasa gatal-gatal setelah mandi di sungai yang ada di dekat rumah mereka.

Kejadian ini sudah berlangsung dari tanggal 6 yang lalu, sedangkan anak sungai itu satu-satunya sebagai sumber air bagi mereka disana.

Ibu Siti Asih memperlihatkan tangannya yang memerah seperti kena biang keringat akibat mandi di sungai Gelam dekat rumahnya. Senin 12/5/2025.

“Kami disini mengandalkan sungai inilah, meskipun ada sumur tapi tidak mencukupi kebutuhan kami sehari-hari. Kadang sunur juga air nya karatan dan kalau tidak ada hujan sumur kami kering,” ucapnya kepada media ini.

Masih kata Ibu Siti Asih, warga disana hanya mengandalkan anak sungai yang tercemar ini. PAM belum masuk ke dusun III tempat mereka tinggal, dan tidak ada juga sumur bor, otomatis jika anak sungai ini tidak bisa digunakan mereka kebingungan.

“Jadi kami mohon kepada pemerintah ataupun pihak perusahaan pikirkan nasib kami ini. Kami disini ada 11 rumah dan kami membutuhkan air bersih untuk keseharian kami,” keluh Ibu paruh baya ini.

Senada dengan Ibu Siti Asih, Ibu Putri juga mengeluhkan hal yang sama kepada tim media ini saat kami meminta keterangan kemarin, Minggu 11/5/2025.

“Ya sudah beberapa hari ini kami tidak dapat lagi mengonsumsi air dari anak sungai Gelam satu-satunya sumber air bagi warga disini,” katanya.

Dia juga mengatakan setelah menggunakan air sungai ini untuk mandi badannya terasa gatal-gatal.

“Selain keruh dan berbau di badan terasa gatal,” terangnya sembari menunjukkan lehernya yang memerah.

Saat kami meminta keyerangan dari salah satu pekerja yang mengaku sebagai HSE bernama Andre, dia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina sebelum melaksanakan pekerjaan ini.

“Izin pekerjaan sudah lengkap pak ada di sim L. Juga sebelum kami memulai pekerjaan sudah berkoordinasi dengan pihak Pertamina dengan HSE nya pak Mitchel dan pak Seno,” ungkap Andre.

Ditambahkannya pihak SSN tidak berani sembarangan memulai pekerjaan kalau belum berkoordinasi dengan Pertamina. Selain itu juga saat mengawali membongkar aliran air yang keluar tidak deras dan sudah diantisipasi dengan saringan.

“Kami tidak tau air apa, yang jelas kami lihat air lumpur biasa dan kami tidak tau kalau alirannya masuk kesana (anak Sungai Gelam. Red), tambah Andre.

Andre juga tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut, dia mengatakan pimpinan dalam pekerjaan ini adalah Heri dan Hendra.

“Pak Heri dan pak Hendra yang langsung berkoordinasi dengan Pertamina, silahkan tanyakan ke mereka pak,” pungkasnya.

Saat media ini menghubungi penanggung jawab pekerjaan, Heri, nomornya tidak dapat dihubungi, sedangkan pesan WhatsApp masuk.

Kejadian ini pun sudah kami sampaikan ke Humas Pertamina. Namun, hingga berita kedua ini terbit belum ada tanggapan yang berarti yang kami terima. (TIM)

Editor: Rasman Ifhandi

\ Get the latest news /

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PAGE TOP